JT – Stres dapat memicu respons lawan, lari, atau diam yang menyebabkan kepanikan ekstrem pada seseorang ketika menghadapi situasi menekan.
Stres yang berlebihan tidak hanya mempengaruhi fisik tetapi juga cara seseorang mengingat peristiwa, yang mengarah pada kecemasan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya.
Baca juga : IDAI Tingkatkan Edukasi Pencegahan Batuk Rejan pada Anak di Musim Pancaroba
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, para peneliti melakukan eksperimen pada tikus untuk memahami dampak stres terhadap memori ketakutan.
Mereka memutar dua jenis suara berbeda, satu diikuti oleh kejutan listrik ringan, yang membuat suara itu dianggap menakutkan, sementara suara lainnya tidak diikuti kejutan dan dianggap aman.
"Saat stres meningkat, otak mulai menggeneralisasi memori tersebut, mengakibatkan gangguan dalam mengenali perbedaan antara situasi yang menekan dan yang tidak berbahaya," ujar para peneliti, seperti dikutip dari The Hindustan Times.
Baca juga : Pakar komunikasi bagikan tips sukses berjualan daring
Tikus-tikus yang mengalami stres berat mulai merasa takut pada suara yang sebelumnya tidak dihubungkan dengan kejutan, menunjukkan bagaimana stres dapat merusak kemampuan otak untuk membedakan antara ancaman dan situasi yang aman.
Studi ini juga menemukan bahwa sistem endocannabinoid di otak membantu mengelola stres, namun stres berlebihan dapat mengganggu sistem ini, mengakibatkan kebingungan dalam memori.