JT – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat terus melakukan pemantauan budaya konsumsi ikan sebagai langkah berkelanjutan untuk mencegah kasus stunting di wilayah tersebut.
"Kegiatan monitoring ini dilakukan sepanjang tahun dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Suku Dinas Kesehatan, Pendidikan, dan lintas sektoral lainnya seperti sekolah," kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Pusat, Penty Yunesi, Rabu (4/12).
Baca juga : DKI Jakarta Bangun IPA Ciliwung untuk Wujudkan Layanan Air Bersih 100 Persen pada 2030
Selain pemantauan, KPKP juga menggelar program urban farming dengan budidaya tanaman sayur dan buah, serta melaksanakan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Salah satu kegiatan Gemarikan diadakan di SDN Kampung Bali 03 Pagi, Tanah Abang, untuk mendorong konsumsi olahan ikan sejak dini.
"Olahan ikan sangat bagus untuk kecerdasan, kekuatan, dan kesehatan anak serta mencegah penyakit. Ini salah satu upaya penting untuk mencegah stunting," jelas Penty.
Berdasarkan data intervensi serentak pada Juli 2024, tercatat 1.080 balita stunting di Jakarta Pusat. Kecamatan Tanah Abang mencatat 213 kasus, Sawah Besar 160 kasus, dan Johar Baru 135 kasus.
Baca juga : Banjir di 20 Ruas Jalan Jakarta Utara Surut, 4 RT Masih Terendam
Penty menegaskan pentingnya sinergi antara orang tua, lingkungan, dan pemerintah untuk memastikan kesehatan balita. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan ketahanan pangan di Jakarta Pusat. * * *