JT - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempersiapkan angkutan laut sebagai alternatif transportasi untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menyebabkan penutupan sejumlah bandara di wilayah terdampak.
“Kami memastikan alternatif angkutan laut tetap mengutamakan keselamatan selama operasional beberapa bandara dihentikan sementara,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, di Jakarta pada Senin.
Baca juga : Komisi VI Tuntut Pertamina Agar Konsumen Mendapatkan Produk Sesuai Janji
Beberapa langkah yang diambil Kemenhub, antara lain adalah pengalihan rute kapal KM Egon, yang melayani rute Waingapu-Lembar, menuju Labuan Bajo-Lembar. Kapal ini diperkirakan tiba di Pelabuhan Lembar pada Senin (11/11) pukul 18.00 WITA dengan mengangkut 100 wisatawan dari Labuan Bajo.
Kapal cepat juga dikerahkan untuk rute Labuan Bajo-Sape, sementara penumpang akan diarahkan ke bandara terdekat yang tidak terdampak, seperti Bandara Bima atau Lembar. Selain itu, kapal roro Dharma Lautan yang beroperasi di Labuan Bajo akan mendapat dispensasi terkait jumlah penumpang berdasarkan kapasitas keselamatan yang tersedia.
Guna memperkuat koordinasi dan mendukung proses evakuasi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo telah membuka Posko Kesiapan Transportasi Laut. Informasi keselamatan bagi pelaut disiarkan melalui stasiun radio pantai (SROP) setiap empat jam.
Baca juga : BNN Gagalkan Peredaran Ganja ke Sumbar Seberat 624 Kg
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi masih terjadi dengan kolom abu vulkanik setinggi ±1.500 meter di atas puncak gunung, mengarah ke utara.
Hal ini mempengaruhi operasional bandara di wilayah sekitar, termasuk penutupan Bandara Internasional Komodo, Bandara Fransiskus Xaverius Seda, dan Bandara Soa. Sebagai alternatif, frekuensi penerbangan di bandara terdekat yang tidak terdampak sedang ditingkatkan.