JT - Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dr. Elina Widiastuti membagikan sejumlah aktivitas fisik yang dapat diterapkan secara rutin untuk mencegah risiko penyakit stroke.
Ia menjelaskan, aktivitas fisik dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan jantung serta mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah yang menjadi penyebab munculnya gejala stroke.
"Aktivitas fisik ini memberikan manfaat yang sangat baik terhadap jantung dan pembuluh darah," kata Elina dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, terdapat tiga jenis rutinitas aktivitas fisik untuk mencegah risiko terjadinya stroke. Pertama adalah aktivitas fisik aerobik seperti berlari, bersepeda, dan berenang yang dilakukan secara berulang.
Untuk aktivitas fisik aerobik dengan intensitas sedang, dianjurkan dilakukan selama 150 menit hingga 300 menit setiap minggunya. Sedangkan untuk intensitas berat, dianjurkan selama 75 menit sampai 150 menit per minggu.
"Kalau kita lakukan itu sebanyak lima kali dalam satu minggu, kita bisa lakukan setiap kali berjalan itu misalnya sekitar setengah jam atau kalau kita lakukan sebanyak tiga kali (dalam satu minggu) berarti kita lakukan minimal per kalinya 50 menit," imbuhnya.
Selain aktivitas aerobik, Elina merekomendasikan jenis aktivitas fisik kedua yang sifatnya menguatkan otot, terutama otot-otot besar pada tubuh, sebanyak dua sampai tiga kali per minggu. Beberapa kegiatan kebugaran seperti latihan fisik di gym, pilates, dan yoga cocok untuk melatih otot.
Terakhir, ia menekankan pentingnya membatasi gaya hidup sedenter atau jarang bergerak, yang umumnya terjadi pada para pekerja kantoran, dengan mengurangi waktu duduk ketika bekerja.
"Kemudian perbanyak langkah. Dari studi menyebutkan bahwa jika kita bisa berjalan lebih dari 5.000 langkah per hari itu akan sangat baik manfaatnya untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, apalagi jika bisa lebih dari 7.500 langkah per hari itu dapat menurunkan risiko kematian," ujar Elina.
Sebelumnya Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) dr. Dodik Tugasworo mengatakan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik hingga pola makan tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko stroke di usia muda.
Baca juga : Perdoski Soroti Bahaya Komplikasi Mpox dan Langkah Pencegahan yang Diperlukan