JT – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya peningkatan transaksi non-tunai di Jakarta sebesar 5,10 persen (year over year/yoy) pada triwulan II 2024. Pertumbuhan ini sejalan dengan penguatan ekonomi di DKI Jakarta.
“Transaksi pembayaran non-tunai tumbuh sebesar 5,10 persen (yoy),” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (15/10).
Baca juga : Petugas Dinas KPKP DKI Periksa 598 Hewan Kurban di Kemayoran
Inarno mencontohkan penggunaan QR Code Indonesia Standard (QRIS) yang semakin meluas. Pada triwulan II 2024, tercatat sebanyak 5,4 juta entitas bisnis atau merchant di Jakarta yang memanfaatkan QRIS sebagai metode pembayaran. Jumlah tersebut bertambah 119 ribu merchant dibandingkan triwulan sebelumnya.
QRIS sendiri merupakan sistem pembayaran yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dan telah berlaku secara nasional sejak tahun 2020. Inarno menilai peluncuran QRIS merupakan salah satu langkah penting dalam implementasi Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Inarno yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta menekankan pentingnya pengembangan ekosistem keuangan digital yang sinergis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang kuat di Jakarta.
Baca juga : Jaksel Siagakan Petugas di Titik Rawan Banjir
Menurutnya, perekonomian Jakarta diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen (yoy) sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya transaksi non-tunai, terutama melalui lokapasar (e-commerce), yang menjadi salah satu indikator positif perekonomian Jakarta.
“Pertumbuhan ekonomi Jakarta didorong oleh perkembangan transaksi pembayaran non-tunai yang terus meningkat dalam transaksi lokapasar (e-commerce),” kata Inarno.