JT - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan akan melakukan evaluasi terkait penanganan stunting untuk meningkatkan tinggi dan berat badan anak guna menjamin tumbuh kembang mereka. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, mengungkapkan bahwa evaluasi ini akan dilakukan pada akhir bulan ini dalam rapat konvergensi stunting.
Evaluasi ini berlangsung selama tiga bulan, bertujuan untuk menghitung penambahan tinggi badan pada anak-anak yang telah melewati batas usia ideal. Yudi menjelaskan bahwa penanganan stunting berbeda dari penanganan gizi buruk.
Baca juga : LRT Perkenalkan LarataPay, Kemudahan Pembayaran Digital untuk Pengguna
"Gizi buruk jika diberikan asupan akan langsung menunjukkan perbaikan, tetapi stunting membutuhkan waktu lebih lama dan melibatkan berbagai faktor," katanya.
Saat ini, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan masih menangani sekitar 700 anak yang terduga mengalami stunting. Dalam upaya mengatasi masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk memberdayakan mereka melalui edukasi dan pelatihan mengenai gizi dan kesehatan.
Tim pelaksana program DASHAT melibatkan berbagai pihak, termasuk lurah, kepala puskesmas, kader PKK, posyandu, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta juga optimis bahwa Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) akan membantu menekan angka stunting di kalangan anak-anak.
Baca juga : Antisipasi Genangan di Jaksel, DKI Bangun Saluran Jacking
Meskipun prevalensi stunting di Jakarta masih di bawah angka nasional, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan.
Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Jakarta tercatat sebesar 14,8 persen, sementara pada tahun 2023 meningkat menjadi 17,6 persen. Pemerintah DKI Jakarta terus berupaya untuk mengatasi masalah ini agar pertumbuhan anak-anak dapat terjamin dengan baik. * * *