JT – Kualitas udara di Jakarta pada Kamis pagi (3/10) tercatat dalam kategori tidak sehat, khususnya bagi kelompok sensitif. Menurut data yang diperoleh dari situs pemantau kualitas udara IQ Air pada pukul 07.57 WIB, Jakarta menduduki peringkat kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, setelah Lahore, Pakistan.
Angka kualitas udara Jakarta tercatat pada indeks 161 dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 69,8 mikrogram per meter kubik, yang setara 14 kali lipat dari panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM2,5 merupakan partikel udara berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca juga : Rekayasa Lalu Lintas Malam Muhasabah di Monas, Berikut Rincian dan Lokasi Parkirnya
Situs IQ Air juga merekomendasikan masyarakat di Jakarta untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker jika harus keluar. Disarankan juga menutup jendela agar mengurangi paparan udara yang tercemar.
Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia saat ini adalah Lahore, Pakistan, dengan indeks 203, diikuti oleh Jakarta (161), Delhi, India (157), Kinshasa, Kongo (142), dan Ulaanbaatar, Mongolia (140).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi. Platform ini memantau data dari 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di berbagai titik di Jakarta, bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta organisasi lainnya seperti World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis. Data ini diharapkan memberikan informasi lebih komprehensif mengenai kondisi udara di Jakarta.
Baca juga : Pemkab Kepulauan Seribu Salurkan Bibit Tanaman untuk Masyarakat