JAKARTA TERKINI - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan layanan penanganan Tuberculosis Multi Drug Resistance (TB MDR), luka bakar terpadu, dan stroke di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan hal tersebut saat meninjau layanan penanganan TB MDR, luka bakar terpadu, dan stroke di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, pada Rabu.
Baca juga : Pemprov DKI Libatkan Ratusan Personel untuk Operasi Lintas Jaya 2024
"Saat ini, layanan tersebut sudah dapat digunakan di RSUD Tarakan. Berdasarkan data, kasus TBC di DKI Jakarta cukup tinggi, mengingat mobilitas penduduk yang sangat dinamis," kata Heru.
Heru menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya kasus TBC di Jakarta adalah banyaknya warga yang bekerja di luar wilayah Jakarta. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama lintas wilayah untuk menangani TBC secara efektif.
"Bukan hanya warga yang tinggal di Jakarta yang bisa tertular, tetapi juga mereka yang beraktivitas di berbagai tempat. Maka dari itu, perlu adanya kerja sama antara Jakarta dengan daerah sekitarnya, seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang," ujar Heru.
Baca juga : DKI Jakarta Jaring Hampir 6.000 PPKS Sepanjang Tahun 2024
Heru juga menyebutkan bahwa pada tahun 2023, terdapat 60 ribu kasus TBC di DKI Jakarta. Melihat angka tersebut, ia mengimbau masyarakat untuk disiplin dalam menjalani pengobatan jika terjangkit TBC.
"Pada tahun 2023, tercatat 60 ribu kasus TBC. TBC harus dirawat dalam jangka waktu tertentu, minimal enam bulan. Keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien," jelas Heru.