JT - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan adopsi skema pembiayaan kreatif untuk mendukung kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Usulan ini disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, di sela kegiatan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Badung, Bali, Selasa.
Baca juga : KPAI Rilis Temuan Mengenai Pekerja Anak di Indonesia dalam “Policy Brief Penanggulangan Pekerja Anak 2024
Arsjad Rasjid menjelaskan pentingnya mencari metode pembiayaan alternatif yang lebih kreatif untuk memberikan dukungan optimal kepada UMKM.
Salah satu skema yang diusulkan adalah blended finance, yaitu konsep yang menggabungkan pembiayaan dari lembaga keuangan tradisional dengan sumber dana lain seperti filantropi.
Arsjad menyebut India sebagai contoh yang relevan dalam penerapan blended finance untuk UMKM. Di India, UMKM yang mendapatkan proyek dari perusahaan besar dapat mengakses pembiayaan dengan suku bunga kompetitif. Hal ini terjadi karena perbankan bersaing menawarkan suku bunga yang lebih rendah kepada UMKM yang bermitra dengan perusahaan besar, mengurangi risiko pembayaran.
Baca juga : DPR RI Akan Panggil Kepala BP2MI Benny Ramdhani Terkait Sosok Berinisial T
“Blended finance dapat membantu menurunkan biaya bunga bagi UMKM. Dengan membuat bidding di mana bunga bukan naik, tetapi turun, kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada UMKM,” ujar Arsjad.
Pembiayaan UMKM menjadi salah satu topik utama dalam HLF MSP 2024, yang bertujuan untuk mengatasi tantangan polycrisis global dan meningkatkan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi ketimpangan pendanaan bagi UMKM. Salah satu inisiatif yang dibahas adalah Global Blended Finance Alliance (GBFA), sebuah mekanisme kolektif yang bertujuan untuk menyediakan pendanaan berkelanjutan dan inklusif bagi UMKM.