JT - Pakar kesehatan di bidang pengobatan herbal dr Fenny Yunita MSi PhD mengatakan perlunya inovasi pada makanan maupun minuman dengan menggabungkan unsur tanaman herbal berkhasiat, agar jamu atau ramuan herbal lebih digemari oleh generasi muda.
"Jadi memang di Indonesia itu kayaknya budaya jamu agak-agak luntur, makin ke bawah generasi makin tidak mau mengonsumsi jamu karena nganggepnya rasanya ga enak atau ga kekinian," kata Fenny.
Baca juga : Ahli Nutrisi: "Conscious Diet" Turunkan Berat Badan Secara Berkelanjutan
Menurut Fenny, jamu atau ramuan herbal bisa lebih diterima oleh generasi muda apabila dikombinasikan dengan minuman atau makanan kekinian yang lebih familiar di lidah mereka.
"Kalau liat ada kafe-kafe jamu, dia kan membentuk menjadi kayak mojito, terus ada latte. Itu isinya sebenarnya jamu yang bisa lebih diterima oleh generasi muda yang kekinian," ujarnya.
Kolaborasi antara dokter atau peneliti pengobatan herbal dengan pakar teknologi pangan, kata dia, menjadi pendorong hadirnya inovasi-inovasi makanan dan minuman kegemaran generasi muda yang digabungkan dengan tanaman herbal.
Baca juga : Kotak Gelar Konser Dua Dekade untuk Rayakan 20 Tahun Perjalanan Musik
Menurut Fenny, gaya hidup meminum jamu harus diteruskan oleh generasi muda, karena selain memberikan khasiat bagi kesehatan, juga sebagai upaya untuk melestarikan tradisi yang sudah diturunkan secara turun-temurun.
"Jadi part of lifestyle (bagian dari gaya hidup) yang dihidupi, maka dengan begitu jamu benar-benar bukan cuma kita dapat penghargaan dari UNESCO saja, tapi benar-benar itu menjadi warisan budaya tak benda yang kita terus melestarikan," katanya.