JT - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), K.H. Said Aqil Siroj, menilai penyeragaman pakaian untuk Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tidak perlu dilakukan. Menurut Said, keberagaman dalam berpakaian, termasuk penggunaan hijab, adalah manifestasi dari nilai filosofi Bhinneka Tunggal Ika yang seharusnya dijaga dan dihargai.
"Menurut saya, itu justru manifestasi dari kebhinnekaan … jangan diseragamkanlah, kita jangan diseragamkan, kita ini bineka, jangan diseragamkan, malah membikin kita jadi eksklusif jadinya," ujar Said Aqil Siroj setelah acara Konsolidasi Kebangsaan di Kuningan, Jakarta, Kamis.
Baca juga : KSAD Lantik 1.064 Perwira Prodi Diktukpa TNI AD di Bandung
Said mengungkapkan keprihatinannya terhadap tidak adanya opsi bagi anggota Paskibraka 2024 untuk mengenakan hijab. Menurutnya, memfasilitasi Paskibraka putri untuk menggunakan hijab adalah bagian dari toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.
"Umat Islam toleran dengan teman yang tidak pakai jilbab, yang enggak berjilbabnya harus menghargai yang pakai jilbab. Itulah yang namanya kebinekaan yang harus kita pelihara, kita jaga. Ada yang pakai jilbab, ada yang tidak jilbab, luar biasa sebenarnya,” katanya.
Meski menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah BPIP, Said Aqil mengaku tidak terlibat dalam pembuatan aturan terkait hijab Paskibraka tersebut. Ia juga menyebut bahwa Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin telah meminta agar aturan yang menimbulkan polemik itu dicabut.
Baca juga : Tiga Hakim PN Jakpus Ditetapkan Tersangka Kasus Suap oleh Kejagung
"Saya dengar dari Istana, Wakil Presiden Kiai Ma’ruf Amin sudah meminta agar itu dicabut, dari Istana Wakil Presiden saya tahu," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan bahwa keputusan untuk melepas hijab anggota Paskibraka 2024 bertujuan untuk menegakkan keseragaman dalam pengibaran bendera. Menurut Yudian, penyeragaman pakaian adalah bagian dari semangat Bhinneka Tunggal Ika yang ditekankan oleh Bapak Pendiri Bangsa, Ir. Soekarno.