JT - Lebih dari seratus pengemudi Mikrotrans program JakLingko yang dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota Jakarta. Aksi ini dilakukan untuk menuntut perubahan kebijakan yang dianggap tidak adil.
Koordinator Lapangan aksi, Fahrul Fatah, menyatakan bahwa demonstrasi ini sebagai bentuk protes atas apa yang mereka anggap sebagai diskriminasi oleh Direksi TransJakarta terhadap beberapa operator mitra JakLingko.
Baca juga : Parkir Liar di Depan Stasiun Batuceper Dialihkan ke Park 'N Ride
"Direksi TransJakarta menganakemaskan satu operator tertentu. Entah motifnya apa, namun banyak kesalahan yang selalu ditolerir, kuota penyerapan paling banyak yang diberikan terus menerus dan kemudahan lainnya," ujar Fahrul di Jakarta.
Peserta aksi, yang terdiri dari pengurus, anggota koperasi, dan pengemudi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Laskar Biru (FKLB), termasuk Koperasi Komilet Jaya, Purimas Jaya, Kopamilet Jaya, Komika Jaya, Kolamas Jaya, Kodjang Jaya, PT Lestari Surya Gemapersada, dan PT Kencana Sakti Transport, menuntut beberapa kebijakan dari pemerintah.
Para pengemudi menuntut transparansi dalam pembagian kuota penyerapan angkutan reguler yang bergabung dengan program JakLingko. Mereka meminta PJ Gubernur DKI Jakarta untuk memberikan solusi yang adil bagi semua operator.
Baca juga : Jambi Dikepung Banjir, 7 Kabupaten dan Kota Terdampak
Ketua Koperasi Komilet Jaya, Berman Limbong, mengkritik rendahnya jumlah bus kecil yang terintegrasi dengan TransJakarta.
"Menurut Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66/2019, seharusnya ada 6.360 unit bus kecil yang terintegrasi. Namun, sampai saat ini baru ada 2.795 unit atau sekitar 43,94 persen yang terintegrasi," ungkapnya.