JT - Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan alat pendeteksi gempa di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dan sekitarnya tidak terganggu letusan Gunung Ruang sehingga bisa tetap melaporkan peringatan dini kebencanaan dengan cepat dan akurat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, guna menanggapi laporan adanya kerusakan pada salah satu stasiun seismik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akibat letusan Gunung Ruang fase kedua dini hari tadi.
Baca juga : Presiden Jokowi lantik Tonny Harjono sebagai KSAU di Istana Negara
Informasi yang dihimpun BNPB, stasiun seismik untuk merekam berbagai aktivitas kegempaan gunung api yang rusak itu berada di pinggir pantai Pulau Ruang dan berjarak sekitar dua kilometer dari pusat kawah aktif.
“Letusan itu mengakibatkan alat dari PVMBG sempat dilaporkan off dan harus diinstal ulang, sehingga kami harapkan bisa kembali beroperasi seperti seharusnya,” kata dia.
Selain itu, BNPB pun mengharapkan alat pendeteksi tsunami yang dioperasikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) juga bisa difungsikan secara maksimal.
Baca juga : AHY: Presiden Tekankan Pentingnya Pembangunan Infrastruktur yang Adil dan Merata
Alat pendeteksi tsunami tersebut berada di pos pemantauan muka air laut yang tersebar di wilayah Kepulauan Sangihe, Bitung dan Kepulauan Siau Kabupaten Sitaro.
Hal demikian dikarenakan menurut dia, erupsi fase ke dua Gunung Ruang pada Selasa dini hari tadi menimbulkan guncangan dan jangkauan material vulkanik yang lebih luas mencapai radius tujuh kilometer dari kawah aktif sehingga dikhawatirkan dampaknya bisa lebih besar.