JT - Ekonom Ibrahim Assuabi mengatakan perekonomian Indonesia tidak terdampak signifikan oleh konflik Iran-Israel karena ketahanan ekonomi yang solid didukung dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut dan ekspansif.
"Indonesia ini sebenarnya sudah mewanti-wanti, sudah mempunyai strategi, pada saat terjadi konflik di Rusia-Ukraina pun sudah bersiap-siap seandainya dalam kondisi yang darurat ekonomi global mengalami satu permasalahan yang serius, Indonesia akan melakukan fokus dalam negeri," kata Ibrahim di Jakarta, Senin.
Baca juga : Jamaah Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah di Mataram Lebaran Lebih Awal
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid utamanya ditopang oleh konsumsi domestik yang meningkat, terutama saat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idul Fitri dan mudik. Hal ini turut mendukung ketahanan ekonomi Indonesia menghadapi gejolak yang terjadi di luar negeri.
"Terbentuknya produk domestik bruto pertumbuhan ekonomi itu kan hampir 60 persen itu kan dari konsumsi masyarakat sehingga pemerintah ini berfokus terhadap bansos, BLT dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk menggenjot konsumsi masyarakat dan konsumsi masyarakat ini memang terbukti cukup bagus," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 5,04 persen secara year on year (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 4,94 persen (yoy).
Baca juga : Kejaksaan Ringkus Ronald Tannur di Surabaya
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2023 tercatat tumbuh kuat sebesar 5,05 persen (yoy).
Selain itu, dunia usaha di Indonesia sedang berada di fase ekspansi, yang ditunjukkan oleh PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik menjadi 54,2 pada Maret 2024 dari 52,7 pada Februari 2024. Pengembangan infrastruktur dalam negeri juga terus berlanjut.