JT - Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sukaryo Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa angka stunting pada tahun 2023, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), mencapai 21,5 persen.
"Dari hasil Survei Kesehatan Indonesia, angka prevalensi stunting nasional tahun 2023 mencapai 21,5 persen, mengalami penurunan 0,1 persen dari tahun 2022 yang sebesar 21,6 persen. Meskipun terjadi penurunan, angka ini belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 18 persen," ungkap Teguh dalam sebuah siaran pers di Jakarta pada hari Rabu.
Baca juga : Pakar Hukum Soroti Potensi Overpenalization dalam Gugatan PT Timah ke MK
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Teguh dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tahun 2024 di Bandar Lampung, pada hari Selasa (2/4).
Teguh menekankan perlunya peningkatan kolaborasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di tingkat bawah untuk mendukung keberhasilan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan angka stunting.
"Ia meminta agar daerah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk melaksanakan program di tingkat bawah, serta memaksimalkan peran TPK dalam pendampingan keluarga," katanya.
Baca juga : DPR Batalkan Izin Tambang untuk Kampus, Tetap Beri Manfaat dari Pengelolaan
Selain itu, Teguh juga menyoroti pentingnya kegiatan Rakerda dalam meningkatkan kesadaran terhadap disparitas antar-kabupaten dan kota yang masih signifikan, dan menekankan perlunya penguatan Program Bangga Kencana.
"Tujuan Rakerda adalah untuk meningkatkan sinergi, kolaborasi, dan komitmen antara pemangku kepentingan dan mitra dalam percepatan pencapaian Program Bangga Kencana," jelasnya.