JT - Komisi Nasional Disabilitas (KND) menyatakan keprihatinan atas proses Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024 untuk perguruan tinggi negeri (PTN) vokasi yang belum sepenuhnya memperhatikan kebutuhan siswa dengan disabilitas.
Komisioner KND, Rachmita Maun Harahap, menyebutkan bahwa meskipun telah dilakukan advokasi dan penandatanganan MOU dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), implementasinya masih belum optimal.
Baca juga : DPR Siap Fokuskan Anggaran untuk Penanganan Banjir di Jabodetabek
"Meskipun tahun sebelumnya terdapat kategori untuk siswa disabilitas melalui jalur prestasi, namun pada tahun ini kategori tersebut tidak muncul. Panitia SNBP tidak menyediakan jalur atau kuota khusus untuk siswa disabilitas, meskipun telah ada advokasi dan MOU dengan Kemendikbudristek," ujar Rachmita di Jakarta pada Kamis.
Rachmita menjelaskan bahwa KND telah meminta Kemendikbudristek untuk mendorong setiap perguruan tinggi agar memberikan tiket afirmasi untuk setidaknya tiga siswa disabilitas yang diterima di perguruan tinggi.
Namun, meskipun kuota afirmasi sebesar 15 persen telah diamanatkan untuk siswa disabilitas, Rachmita menilai bahwa kuota tersebut belum terpenuhi karena kurangnya tiket dan sosialisasi mengenai kuota khusus tersebut.
Baca juga : Rapat Paripurna DPR Sebut Pilkada 2024 Harus Mendapatkan Perhatian Khusus
KND berharap kuota afirmasi bagi siswa disabilitas dapat dialokasikan secara optimal dengan peningkatan jumlah setiap tahunnya, mengingat hak pendidikan siswa disabilitas telah diamanatkan dalam undang-undang.
"Kami berharap bahwa dari jumlah siswa yang akan diterima, setidaknya 10 persen dari jumlah tersebut dapat diberikan tiket untuk siswa disabilitas, bahkan jika rapor mereka tidak sesuai atau kurang berprestasi. Ini penting untuk memastikan bahwa seleksi penerimaan mahasiswa lebih inklusif sesuai dengan aturan pendidikan," ungkapnya.