JT - Heru Budi Hartono, yang menjabat sebagai Gubernur sementara DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa daerah rawan banjir di Ibu Kota membutuhkan tambahan tempat-tempat penampungan air, mulai dari waduk hingga dinding penahan (sheet pile).
"Masih terdapat titik-titik di Jakarta yang rentan terkena banjir. Upaya yang masuk akal adalah meningkatkan jumlah pompa portabel, memperkuat dinding penahan (sheet pile), membangun embung, pintu air, meninggikan jalan, dan langkah-langkah lainnya," ujar Heru setelah Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI pada hari Rabu.
Baca juga : DKI Ajak Pengelola Perjalanan untuk Menyediakan Wisata Warisan Budaya
Meskipun demikian, Heru belum memastikan jumlah pompa, dinding penahan, dan embung yang akan ditambah di Jakarta.
Heru menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu akan melakukan pengecekan terhadap lokasi-lokasi yang rentan terhadap banjir. Kemudian, melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, pemerintah akan terus memantau faktor-faktor yang menyebabkan banjir serta kesiapan pompa saat dibutuhkan.
"Ide ini masuk akal. Kami memperhitungkan faktor-faktor banjir dan memastikan ketersediaan pompa. Sebagai contoh, setelah meninjau pompa di Kali Sentiong (Jakarta Utara), saya meminta adanya pompa di Kali Kresek (Cilincing, Jakarta Utara) karena dari Sunter, air masuk ke arah Kali Kresek sehingga pompa dapat bekerja dengan lebih efektif," jelas Heru.
Baca juga : Jumat, Kualitas Udara Jakarta Masuk Peringkat 13 Terburuk Dunia
Selain itu, Heru juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang mencari lahan yang cocok untuk pembangunan embung atau waduk kecil. Embung tersebut akan digunakan sebagai tempat penampungan air atau kolam retensi untuk mengatasi genangan air dan mengendalikan banjir.
"Pembangunan embung kecil akan dimulai pada tahun 2025. Saat terjadi hujan deras di Jakarta pada 14 Februari, dengan curah hujan mencapai 180 milimeter (mm), bahkan 150 mm saja sudah dianggap tinggi. Saluran makro kami dapat menampung hujan hingga 150 mm dalam rentang waktu 4-5 jam tanpa risiko banjir kiriman," tambah Heru.