JT - Direktur Bina Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di wilayah khusus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Fajar Firdawati, mengungkapkan bahwa bayi rentan mengalami stunting saat berpindah dari menyusui eksklusif ke Makanan Pendamping ASI (MPASI).
"Dalam kelompok usia yang paling rentan mengalami stunting, prevalensi stunting terjadi saat berpindah dari menyusui eksklusif ke MPASI," kata Firdawati, yang mewakili Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, dalam sebuah diskusi daring di Jakarta, pada hari Selasa.
Baca juga : Putra Nababan Dukung Larangan AMDK Plastik di Bali: Dorong Produsen Bertanggung Jawab atas Sampah
Firdawati menekankan pentingnya pencegahan stunting sebagai tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat tercapai dengan baik dan nutrisi yang diberikan kepada ibu hamil atau pada saat pemberian MPASI kepada bayi mencakup protein yang cukup serta nutrisi lainnya.
"Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang memadai, terutama protein, untuk memastikan pembentukan organ-organ pada janin dapat optimal," tambahnya.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pemahaman dan pemenuhan gizi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu periode dari lahir hingga usia 2 tahun.
Baca juga : Surya Paloh Minta Kaesang Pangarep Terus Berjuang Hingga Pemilu Keenam
"1.000 HPK adalah periode yang sangat penting karena 80 persen perkembangan kecerdasan anak terjadi pada masa ini," jelasnya.
Firdawati juga menyoroti pentingnya perawatan kesehatan sebelum kehamilan, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin baik pria maupun wanita.