JT - Pemerintah Haiti mengumumkan pada Kamis (8/3) bahwa status darurat yang sedang diberlakukan di wilayah ibu kota akan diperpanjang hingga awal April, menyusul serangan geng bersenjata di kota Port-au-Prince.
"Keadaan darurat keamanan diumumkan di seluruh Departemen Ouest sampai satu bulan ke depan, dimulai dari Kamis, 7 Maret hingga Rabu, 3 April 2024," demikian pernyataan yang tercantum dalam jurnal resmi Le Moniteur.
Baca juga : Israel Sebut Pemimpin Jihad Islam Palestina Tewas dalam Operasi Militer
Pemerintah sementara negara Karibia tersebut juga mengumumkan bahwa pembatasan jam malam yang berlaku selama akhir pekan akan tetap diberlakukan hingga 11 Maret, mulai pukul 6 sore hingga 5 pagi waktu setempat.
Kebijakan tersebut ditujukan untuk memulihkan ketertiban dan membantu pemerintah "mengendalikan kembali situasi" di wilayah yang sering menjadi sasaran serangan geng bersenjata, termasuk kantor polisi, bandara, dan rumah sakit.
Pemimpin geng tersebut telah menuntut agar Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, mengundurkan diri. Henry, yang saat ini berada di Puerto Riko, telah memimpin Haiti sejak Juli 2021 setelah Presiden Jovenel Moise tewas dalam serangan di rumahnya.
Baca juga : Jerman Kecam Kerusuhan Xenofobia di Inggris, PM Keir Starmer Ancam Tindak Tegas
Meskipun ada laporan bahwa PM Henry mendapat tekanan dari Amerika Serikat untuk mundur dan mengadakan pemilihan umum, juru bicara Gedung Putih membantah kabar tersebut pada Rabu. * * *