JT - Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Wahyu Utomo, mengungkapkan bahwa Jalan Tol Semarang-Demak tak hanya menjadi tulang punggung konektivitas di wilayah pantai utara Jawa, tetapi juga menjadi solusi dalam mengatasi banjir rob.
"Jalan Tol Semarang-Demak bukan sekadar jalur penghubung, tetapi juga penanggulangan banjir rob yang kerap mengancam wilayah tersebut. Penggunaan matras bambu dalam konstruksi jalan tol ini menjadi ciri khas yang unik, yang turut meningkatkan daya dukung tanah," ujar Wahyu Utomo di Jakarta, pada hari Kamis.
Baca juga : Polisi Tangkap Empat Pelaku Penyiraman Air Keras ke Anggota Polsek Ciputat Timur
Utomo menambahkan bahwa banjir rob di wilayah tersebut disebabkan oleh perubahan iklim serta penurunan muka tanah yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (BBSPGL) mencatat bahwa aktivitas pembangunan dan pemanfaatan lahan di pantai utara Jawa telah menyebabkan pemadatan sedimen non-konsolidasi.
"Pemadatan ini terjadi terutama di pemukiman, di mana bangunan-bangunan menambah beban pada muka tanah, sehingga menimbulkan penurunan yang lebih cepat," jelasnya.
Baca juga : Polisi Terus Selidiki Motif Pengancaman Geng Motor di Cisolok
Menurut Utomo, matras bambu yang digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak adalah hasil karya dari salah satu unit usaha milik Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu PT LAPI ITB.
Selain dilengkapi dengan 13 lapis matras bambu, jalan tol ini juga dilengkapi dengan tanggul laut dan kolam retensi, sebagai langkah tambahan untuk mengurangi dampak dari banjir rob.