JT - Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ahmad Sahroni, menekankan pentingnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengambil langkah antisipatif dengan melakukan penghitungan suara secara manual untuk mengatasi lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Sangat disayangkan jika KPU tidak segera mengantisipasi ini dengan melakukan penghitungan manual. Ini perlu dilakukan dengan cepat," ujar Sahroni saat ditemui di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada hari Selasa.
Baca juga : BNPB Pastikan Kecepatan Penanganan Banjir di Semarang
Menurutnya, dengan melakukan penghitungan manual, KPU akan dapat mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami lonjakan suara PSI secara signifikan. Hal ini akan memungkinkan KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk bergerak aktif dan tidak terkesan pasif di mata masyarakat.
Sahroni juga menyatakan bahwa dinamika politik pada setiap Pemilu lima tahunan selalu ada, sehingga kesalahan input data tidaklah aneh. Namun, ia menegaskan bahwa kenaikan suara yang signifikan, terutama hanya pada satu partai, memerlukan klarifikasi.
Langkah cepat dari KPU dan Bawaslu diharapkan Sahroni tidak hanya dilakukan jika terjadi lonjakan suara pada satu partai dalam Pemilu 2024, tetapi untuk semua partai dengan prinsip yang sama.
Baca juga : Warga Antusias Padati Kantor KWI untuk Menyambut Kedatangan Paus Fransiskus
"Intinya, jika ada lonjakan yang signifikan, harus segera diklarifikasi," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto, mengatakan kepada masyarakat untuk menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU terkait lonjakan suara PSI.