JT - PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) memproyeksikan harga aset kripto Bitcoin akan melanjutkan penguatan dan menyentuh level 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,2 miliar.
Menyikapi situasi yang positif saat ini, CEO Bittime, Ryan Lymn, menyatakan bahwa tim riset Bittime memperkirakan harga Bitcoin mampu terus menguat hingga ke level 80.000 dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar. Lymn menilai bahwa penguatan akan kembali terjadi usai Bitcoin Halving, mengacu pada histori sebelumnya.
Baca juga : Indef: Skema Power Wheeling dalam RUU EBET Berpotensi Bebani APBN
Lymn menjelaskan bahwa kondisi bullish Bitcoin akan didukung oleh beberapa faktor, termasuk adopsi institusional, kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, tren makroekonomi, serta Bitcoin Halving.
"Dengan pemahaman yang semakin baik dari investor aset kripto terkait Bitcoin Halving dan efek historisnya sejak 2012, serta indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS telah mencapai puncaknya, Bitcoin dianggap sebagai lindung nilai (hedging) terhadap sistem keuangan tradisional," ujar Ryan.
Menurutnya, ketika suku bunga turun, Bitcoin menjadi daya tarik bagi investor untuk mengalokasikan dana mereka, karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap sistem keuangan tradisional dan memiliki sifat kelangkaan saat Halving semakin dekat.
Baca juga : UMKM Binaan Pertamina Capai Tiga Kesepakatan Kerja Sama di Trade Expo Indonesia 2024
"Konsensus memperkirakan adanya tiga penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada 2024, yang menjadi indikasi pandangan yang lebih bullish untuk pasar, salah satunya aset kripto," tambahnya.
Ryan menjelaskan bahwa sudah terjadi tiga Bitcoin Halving sepanjang sejarah, yang masing-masing memengaruhi imbalan penambang.