JAKARTATERKINI.ID - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi yang diterapkan pemerintah telah berhasil mendorong realisasi investasi di Indonesia. Menurut Mohammad Faisal, kontribusi kebijakan tersebut terhadap investasi langsung mencapai 30 persen pada tahun 2023.
"Dari pengolahan bahan baku menjadi produk setengah jadi, terjadi peningkatan investasi yang signifikan," ujarnya dalam sebuah diskusi di Jakarta, pada hari Rabu.
Baca juga : Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Ekosistem LNG demi Keberlanjutan Global
Sebelum penerapan kebijakan hilirisasi, investasi yang masuk ke Indonesia didominasi oleh sektor jasa. Namun, setelah program hilirisasi diterapkan, pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pengolahan (manufaktur) terus berkembang pesat.
Misalnya, investasi dan pembangunan infrastruktur di industri pengolahan nikel mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak penerapan kebijakan ini.
"Terutama dalam sektor nikel, perkembangannya cukup lancar dan positif," tambahnya.
Baca juga : Kemenperin Perkuat Standar Obat Bahan Alam dengan Jejaring Laboratorium JLPOBA
Lebih lanjut, Faisal menyatakan bahwa kebijakan hilirisasi tidak hanya meningkatkan realisasi investasi, tetapi juga meningkatkan devisa negara melalui peningkatan keuntungan ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 186,98 miliar dolar AS atau sekitar 0,95 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen secara kumulatif.
"Fokus ke depan adalah meningkatkan investasi di sektor manufaktur dan meningkatkan ekspor," kata Faisal.