JAKARTATERKINI.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika memfasilitasi kegiatan sulih bahasa isyarat pada debat calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sebagai salah satu upaya mewujudkan pemilu yang lebih inklusif.
"Dalam upaya ini, yang terpenting adalah memastikan informasi terkait visi dan misi paslon pemimpin bangsa dapat dijangkau oleh semua kalangan, lebih inklusif," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong, dalam rilis pers pada Minggu.
Baca juga : Perludem: 312 Sengketa Pilkada 2024 Masuk ke Mahkamah Konstitusi
Usman menilai bahwa dengan adanya fasilitas sulih bahasa isyarat, para penyandang disabilitas dapat memperoleh pemahaman yang utuh sekaligus mendapatkan pendidikan politik dari debat sebelum menentukan pilihannya saat pencoblosan.
Dia menegaskan bahwa Pemerintah berkomitmen memastikan setiap warga negara memiliki kesempatan setara untuk berpartisipasi dalam pemilihan politik Pemilu 2024. Komitmen ini mencakup pengakuan dan perlindungan hak-hak politik semua warga negara, tanpa memandang jenis kelamin, usia, disabilitas, etnis, agama, atau latar belakang sosial ekonomi mereka, selama memenuhi persyaratan.
"Sehingga Pemilu 2024 dapat terselenggara secara inklusif dan ramah dengan teman-teman disabilitas," kata Usman.
Baca juga : Timnas Amin Puas Atas Penampilan Cak Imin Dalam Debat
Kegiatan sulih bahasa debat capres dan cawapres yang diselenggarakan di Kementerian Kominfo tersebut bekerja sama dengan Pengurus Pusat Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).
Dalam rangka pemenuhan hak penyandang disabilitas tuli untuk mendapatkan fasilitas dan akses informasi acara debat capres dan cawapres, Kementerian Kominfo, melalui Ditjen IKP dan GPR TV, menyediakan ruangan, peralatan live streaming, serta fasilitas pendukung lainnya.