JAKARTATERKINI.ID - Dalam seminar daring yang diikuti dari Jakarta pada Kamis, Anggota Komite Ahli Tuberkulosis Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), menjelaskan bahwa pneumonia, atau infeksi paru-paru yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, virus, atau jamur, dapat membahayakan jiwa dengan mengganggu fungsi paru-paru.
"Pneumonia dapat menyebabkan anak mengalami sesak napas, dan jika terus berlanjut, akan terjadi kekurangan oksigen di seluruh organ, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian," ujar Nastiti.
Baca juga : Green Day Guncang Jakarta: Cium Bendera hingga Ajak Penonton ke Panggung
Infeksi pada paru-paru mengakibatkan penumpukan cairan di rongga atau kantong paru-paru. Akumulasi cairan ini mengakibatkan gangguan fungsi penyerapan oksigen.
Nastiti mengungkapkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada balita. Pada tahun 2018, penyakit ini merenggut nyawa lebih dari 18.000 anak balita di seluruh dunia. Sebagian besar kematian akibat pneumonia terjadi pada anak berusia di bawah dua tahun, dan hampir 153.000 kematian terjadi dalam bulan pertama kehidupan.
Pneumonia dapat dengan mudah menyebar, mirip dengan COVID-19 dan mycoplasma pneumoniae, yang dapat ditularkan melalui droplet atau percikan ludah, air liur, dan batuk. Gejala pneumonia dimulai dengan batuk, demam, dan gejala saluran napas lainnya seperti pilek dan hidung tersumbat.
Baca juga : Produk Busana Asal Indonesia Tembus Pasar Singapura
Nastiti menjelaskan, "Ketika sudah mengenai jaringan paru-paru, akan muncul gejala seperti napas menjadi cepat dan ngos-ngosan. Ada tarikan dinding dada pada saat bernapas, yang merupakan gejala pneumonia dan harus membuat orangtua membawa anak mereka ke rumah sakit."
Faktor risiko anak terkena pneumonia termasuk kelahiran prematur, berat lahir rendah, tidak mendapatkan imunisasi lengkap, gizi buruk, dan tidak mendapatkan ASI eksklusif. Faktor lingkungan seperti cuaca yang buruk, paparan polusi, termasuk penggunaan bahan bakar padat seperti kayu bakar atau arang, serta paparan asap rokok, juga dapat meningkatkan risiko pneumonia pada anak.