JAKARTATERKINI.ID - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyatakan bahwa pasar modal memiliki peran yang signifikan dalam memacu pertumbuhan inklusif, terutama di sektor ritel, karena dapat meningkatkan literasi investasi.
"Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh sangat pesat, ditunjukkan dengan jumlah Single Investor Identification (SID) pada tahun 2023 mencapai 12,16 juta atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun," ujar Shinta dalam acara "Dialog Arah Kebijakan Investasi & Pasar Modal 2024 – 2029" di Jakarta, Senin.
Baca juga : Gim Indonesia Catat Potensi Transaksi Rp1,8 Triliun di Gamescom 2024
Menurut Shinta, pasar modal menjadi instrumen penting dalam perekonomian dan menjadi indikator kemajuan ekonomi negara.
"Pasar modal menjadi katalisator yang akan mendorong koperasi untuk lebih menerapkan dan meningkatkan 'corporate governance', meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta juga keberlangsungan dalam operasional bisnis," tambahnya.
Shinta menyatakan dukungan Apindo terhadap pertumbuhan pasar modal sebagai instrumen koperasi untuk mendapatkan pendanaan lokal dan asing sebagai sarana pertumbuhan usaha.
Baca juga : KKP: Pengusaha Kini Melirik Peluang Bisnis Susu Ikan
"Kami melihat bahwa penguatan pasar modal dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang semakin kompleks dan melibatkan berbagai pihak," ujar Shinta.
Lebih lanjut, Shinta mengungkapkan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi pasar modal Indonesia saat ini adalah ketidakpastian yang berkaitan dengan tahun politik.