JAKARTATERKINI.ID - Selama ini, durian bawor dikenal sebagai durian lokal khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Namun, seiring dengan panen durian yang hampir setiap tempat penjualan durian menawarkan bawor, muncul pertanyaan mengenai asal-usul nama tersebut. Beberapa orang berpendapat bahwa "bawor" adalah akronim dari "batang bawah diwor," strategi pemasaran penjual bibit durian. Meskipun begitu, sebenarnya durian lokal khas Banyumas adalah durian kromo, yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian sebagai salah satu varietas durian.
Ganjar Budhi Setiaji (51), seorang petani di Desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, menjadi salah satu yang sukses membudidayakan durian kromo secara organik. Ia telah memasok durian kromo organik ke sejumlah jaringan toko modern terkemuka.
Baca juga : Kain Tenun Badui Laris Manis di Pameran Seba Badui
Awalnya, Ganjar membudidayakan durian secara semi-organik, menggunakan 50 persen pupuk kimia dan 50 persen pupuk organik. Namun, sejak tahun 2023, ia beralih sepenuhnya menggunakan pupuk organik yang diproduksi sendiri. Ganjar memiliki kepercayaan khusus terhadap tanaman durian, sering berbicara dengan mereka, dan memberikan perlakuan yang baik karena meyakini bahwa memperlakukan tanaman dengan baik akan memberikan kebaikan bagi manusia.
Ganjar membuktikan keberhasilannya dengan durian kromo organik yang dibudidayakannya, mampu menembus pasar toko modern terkemuka di Indonesia. Bahkan, ia telah menggandeng 35 petani di Kabupaten Banyumas dan Cilacap untuk bergabung dengan Paguyuban Tegar Galur guna memenuhi kebutuhan pasar durian tersebut.
Meskipun potensi durian di Banyumas sangat besar, Ganjar menyarankan agar durian kromo dan varietas lainnya juga diolah menjadi makanan olahan untuk mendapatkan nilai tambah. Ini menjadi strategi untuk mengantisipasi anjloknya harga durian saat panen raya. Potensi durian di Kabupaten Banyumas mencapai 49.047 pohon pada tahun 2023, dengan volume produksi mencapai 47.731,23 kuintal. Hilirisasi buah durian di Banyumas menjadi makanan olahan seperti jenang, dodol, dan kue-kue dapat menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan nilai tambah bagi petani durian di daerah tersebut.
Baca juga : Sanksi tegas menanti pengelola wisata yang naikkan tarif selangit