JT – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi tren pergerakan wisatawan saat libur Lebaran 2025 menurun dibanding tahun sebelumnya, baik dari sisi okupansi hotel maupun aktivitas di restoran.
“Trennya menurun jika dibandingkan 2024. Lonjakan okupansi hanya berlangsung tiga hingga empat hari, lalu turun drastis, bahkan dari 80–90 persen menjadi di bawah 20 persen,” kata Sekjen PHRI Maulana Yusran saat dihubungi, Jumat (11/4).
Baca juga : Hampir 2.000 Wisatawan Kunjungi Kepulauan Seribu Saat Libur Hari Buruh
Penurunan ini, menurut Yusran, disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, meningkatnya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK), serta maraknya pinjaman online (pinjol). Ia menyebut, situasi ekonomi yang tidak kondusif turut membuat sebagian masyarakat memilih tidak mudik.
“Biasanya masyarakat berupaya mudik, tapi sekarang banyak yang urung karena tekanan ekonomi,” ujarnya.
Meski beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Barat masih mencatatkan pergerakan wisatawan cukup tinggi, Yusran menilai tren tersebut tak akan bertahan lama. “Setelah lonjakan, okupansi langsung turun drastis,” tambahnya.
Baca juga : Pemkab Kuningan Menggelar Festival Durian Sebagai Upaya Promosi Wisata
Ia menyebut PHRI telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Pariwisata, namun efisiensi anggaran membuat kegiatan yang melibatkan hotel dan restoran sulit diselenggarakan. Padahal, kegiatan pemerintah menjadi salah satu penopang sektor akomodasi di daerah yang minim destinasi wisata, seperti Makassar.
PHRI juga telah bersurat kepada Menteri Keuangan hingga Presiden Prabowo Subianto untuk membahas solusi jangka pendek, termasuk mendorong pembangunan akomodasi di sekitar destinasi wisata dan menghidupkan kembali program Destinasi Super Prioritas.