JT – Idul Fitri tahun ini kembali diselimuti duka bagi warga Gaza. Untuk tahun kedua berturut-turut, perayaan penuh sukacita itu nyaris tak terasa di wilayah yang luluh lantak akibat agresi militer Israel.
Ribuan keluarga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian, kehilangan rumah dan orang-orang tercinta. Jalanan yang dulunya penuh gelak tawa anak-anak kini berubah menjadi puing-puing dan reruntuhan.
Baca juga : Banjir di Kazakhstan Sebabkan 116.731 Orang Mengungsi Sejak Maret
"Idul Fitri telah kehilangan maknanya di Gaza," kata Suad Abu Shahla (29), ibu empat anak yang kehilangan rumahnya di Beit Lahia.
Kini ia tinggal di tenda lusuh di kamp pengungsi Al-Shati, mencoba menenangkan anak-anaknya yang bertanya kapan bisa kembali ke rumah.
Kondisi serupa juga dialami Marwan Al-Haddad (37) yang mengungsi dari Beit Hanoun.
Baca juga : Iran Umumkan Lima Hari Berkabung Nasional
"Tahun lalu kami masih mencoba menciptakan suasana gembira. Sekarang, bahkan untuk membeli roti saja sulit," ujarnya.
Di tengah reruntuhan kawasan elit Al-Rimal dan jalan-jalan sepi di Gaza City, para pelaku usaha kehilangan harapan. Ibrahim Siam, pemilik toko penganan manis, mengaku tak lagi bisa berdagang.