JT - Pengadilan Tingkat Pertama Venezuela telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Edmundo Gonzalez, mantan calon presiden dari oposisi sayap kanan, setelah gagal hadir tiga kali untuk memberikan kesaksian meskipun telah dipanggil, menurut kantor kejaksaan Venezuela.
Kantor kejaksaan Venezuela mengumumkan melalui Instagram bahwa pengadilan telah menyetujui surat perintah penangkapan Gonzalez atas tuduhan kejahatan berat. Surat perintah tersebut dikeluarkan sebagai bagian dari penyelidikan terkait publikasi data oposisi dari tempat pemungutan suara di situs web daring bersamaan dengan pengumuman hasil resmi pemilihan presiden oleh komisi pemilihan.
Baca juga : Lembaga Pemikir AS Dorong Negosiasi Perdamaian antara Ukraina dan Rusia
Gonzalez sebelumnya telah dipanggil untuk memberikan kesaksian tiga kali, namun tidak hadir pada waktu yang ditentukan. Selain tuduhan terkait publikasi laporan pemungutan suara, Gonzalez juga akan dihadapkan pada pertanyaan mengenai tanggung jawabnya atas protes yang terjadi setelah pemilihan.
Pemilihan presiden Venezuela diadakan pada 28 Juli, di mana Dewan Pemilihan Nasional mengumumkan Nicolas Maduro sebagai presiden terpilih untuk periode 2025-2031 pada hari berikutnya.
Menurut dewan pemilihan, Maduro memperoleh 51 persen suara. Protes meletus di Venezuela setelah pengumuman tersebut, menyebabkan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Caracas, dengan demonstran melemparkan batu dan bom molotov.
Baca juga : Semakin Banyak Orang Dewasa Jepang Menunjukkan Ketidakminatan untuk Menikah
Kejaksaan melaporkan bahwa lebih dari 2.000 orang telah ditahan dalam kasus terkait perusakan infrastruktur negara, penghasutan kebencian, dan terorisme. Pemerintah Venezuela menuduh adanya campur tangan negara asing dalam pemilihan dan dalam hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri. * * *