JT – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir. Pada Desember 2024, tercatat 124 kasus, meningkat menjadi 186 kasus pada Januari 2025, dan kembali naik menjadi 201 kasus pada Februari 2025.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, Arum Ambarsari menyebutkan bahwa kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama peningkatan kasus. Berdasarkan prediksi BMKG, kelembaban udara pada Februari mencapai 82 persen, masih dalam kisaran optimal untuk perkembangbiakan nyamuk, yakni 71-83 persen.
Baca juga : Warga Terdampak Banjir di Jaktim Enggan Pindah ke Rusun
Suhu udara di Jakarta Barat juga berkisar 25-32°C, sementara suhu optimal untuk nyamuk 25-27°C, sehingga kondisi ini mempercepat siklus hidup nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.
Untuk mengatasi lonjakan kasus, Sudinkes Jakarta Barat meningkatkan pemantauan jentik nyamuk melalui juru pemantau jentik (jumantik). Warga diminta untuk lebih aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik guna mengurangi risiko penyebaran DBD.
Kepala Sudinkes Jakarta Barat, Erizon Safari, mengingatkan bahwa musim hujan menciptakan banyak tempat bagi nyamuk berkembang biak. Ia mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksa tempat-tempat genangan air, baik di dalam rumah maupun lingkungan sekitar.
Baca juga : Sudin LH Jaksel Gelar Uji Emisi, 22 Kendaraan Tidak Lulus
"Pencegahan utama adalah dengan menghilangkan genangan air dan memastikan setiap rumah memiliki jumantik mandiri," ujar Erizon.
Dinas Kesehatan juga mengajak kader jumantik, puskesmas, serta unsur kelurahan untuk lebih aktif dalam memonitor penyebaran kasus dan melakukan langkah pencegahan sejak dini. * * *