JT – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan daya beli masyarakat mengalami peningkatan seiring pertumbuhan positif sektor manufaktur menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2025.
Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (5/3), Airlangga menjelaskan bahwa inflasi di Indonesia terkendali meskipun inflasi inti mengalami kenaikan.
Baca juga : Menteri Kebudayaan: Indonesia Miliki Warisan Budaya Terkaya di Dunia
"Pada Februari 2025, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy). Namun, inflasi inti menunjukkan kenaikan menjadi 0,25 persen (mtm) atau 2,48 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Airlangga.
Komponen harga bergejolak (volatile food) tercatat deflasi 0,93 persen (mtm) atau inflasi 0,56 persen (yoy), dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.
Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat, termasuk percepatan penyaluran bantuan sosial, Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta, serta program stimulus Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Baca juga : Dewan Pengawas KPK Menyatakan 90 Pegawai Bersalah Terkait Kasus Pungli di Rutan KPK
"Program seperti diskon tiket pesawat, diskon tarif tol, dan program pariwisata mudik lebaran diluncurkan untuk mendorong konsumsi domestik," ungkap Airlangga.
Pemerintah juga memastikan stabilitas harga bahan pokok melalui operasi pasar oleh Perum Bulog dan BUMN pangan. Berbagai bahan pokok seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku, dan beras dijual dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET).