JT - Pakar keamanan siber, Dr. Pratama Persadha, mengungkapkan bahwa kesalahan dalam menampilkan kurs mata uang yang berlangsung cukup lama dapat dianggap sebagai penyebaran informasi yang menyesatkan atau bahkan hoaks.
Pada era digital seperti sekarang, penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memengaruhi stabilitas berbagai sektor, terutama dalam hal finansial. Menurut Pratama, jika perusahaan besar seperti Google tidak memiliki mekanisme yang cepat untuk memperbaiki kesalahan informasi finansial, maka kepercayaan publik terhadap akurasi data yang disediakan oleh Google akan semakin dipertanyakan.
Baca juga : Kemenhub Dorong Pariwisata Banyuwangi melalui Konektivitas Antarmoda
Pernyataan tersebut disampaikan Pratama merespons insiden di mana Google menampilkan nilai tukar mata uang 1 dolar Amerika Serikat setara Rp8.170,65 pada Sabtu (1/2). Nilai tukar ini menciptakan kesan bahwa ekonomi Indonesia sedang membaik, namun ternyata data tersebut tidak akurat.
"Jika Google tidak segera mengoreksi kesalahan ini, informasi yang menyesatkan seperti ini bisa menjadi hoaks," ujar Pratama, yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.
Pratama juga mengungkapkan bahwa kurs yang ditampilkan oleh Google pada tanggal 1 Februari itu memicu perbincangan warganet di berbagai platform media sosial. Beberapa netizen bahkan mengira bahwa Google mengambil nilai tukar dari tahun 2009, padahal timestamp yang tertera menunjukkan waktu terakhir update adalah "01 Feb, 09.17 UTC", yang sebenarnya menunjukkan jam 16.17 WIB, bukan tahun 2009.
Baca juga : Pakar Sarankan Polisi Lakukan Eksaminasi pada Kasus Vina Cirebon
Mengenai ketidaksesuaian kurs tersebut, Pratama menyatakan bahwa tim CISSReC mencoba membandingkan nilai tukar beberapa mata uang lain melalui Google dan situs xe.com, dan menemukan bahwa hampir semua nilai tukar sesuai kecuali nilai tukar USD ke IDR. Berdasarkan xe.com, nilai tukar yang benar untuk 1 dolar AS adalah Rp16.304,69 pada pukul 20.49 WIB.
Dengan adanya kejadian ini, Pratama mengingatkan pentingnya validasi informasi yang cepat dan akurat, terutama terkait data keuangan yang berpotensi mempengaruhi keputusan publik. * * *