JT - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memberikan tanggapan terkait viralnya laporan menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang belum matang di media sosial.
Dadan, yang dijumpai di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa kejadian tersebut umumnya terjadi pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru memulai program ini.
Baca juga : Prabowo, Titiek Soeharto, dan Didiet Kompak Sampaikan Ucapan Lebaran
“Makanan bergizi ini kan untuk pembiasaan, jadi makanan belum matang itu rata-rata terjadi pada SPPG yang baru. Oleh sebab itu, Badan Gizi melakukan evaluasi harian dan meminta penyedia baru untuk memulai dengan jumlah kecil,” ujarnya.
Dadan menjelaskan, SPPG yang baru terlibat dalam program ini tidak diperbolehkan langsung menyediakan makanan dalam porsi banyak. Prosesnya harus bertahap, mulai dari 150 porsi, kemudian meningkat menjadi 500, 1.000, hingga 1.500 porsi.
Menurut Dadan, hal ini dilakukan agar penyedia memiliki waktu untuk beradaptasi dan memastikan kualitas makanan terjaga.
Baca juga : Tantangan Ibadah Haji 2024: Transportasi di Muzdalifah dan Layanan Ramah Lansia
“Bisa masak di rumah untuk 10 orang itu belum tentu bisa masak untuk 150 orang. Jadi, kami sudah instruksikan agar SPPG baru memulai dari hal yang kecil terlebih dahulu,” katanya menambahkan.
Dalam menjaga kualitas makanan, BGN telah menerapkan skema pengawasan kualitas atau quality control di setiap sekolah. Para ahli gizi diharuskan melakukan uji kelayakan makanan sebelum dikirimkan kepada penerima manfaat.