JT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan satu individu gajah sumatra (Elephas maximus sumatrensis) yang sebelumnya dirawat akibat sakit ditemukan mati di kawasan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur.
Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, menyampaikan bahwa gajah betina berusia sekitar tujuh hingga delapan tahun dengan berat sekitar satu ton itu ditemukan mati di Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmur, pada Jumat (31/1) pukul 17.40 WIB.
Baca juga : Banjarmasin Siapkan Seragam dan Peralatan Sekolah Gratis
“Bangkai gajah telah dikuburkan setelah tim medis melakukan nekropsi atau bedah bangkai untuk mengambil beberapa sampel organ dalam guna keperluan uji laboratorium,” ujar Ujang Wisnu Barata di Aceh Timur, Sabtu (1/2).
Sebelumnya, gajah tersebut ditemukan dalam kondisi sakit di kebun warga di Desa Seuneubok Bayu, Kecamatan Indra Makmur, pada Rabu (22/1) sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, satwa dilindungi ini mengalami infeksi di mulut dan lidah yang bernanah, serta diduga mengalami kerusakan organ pencernaan.
"Hasil diagnosa sementara menunjukkan adanya pendarahan pada bagian kelamin yang kemungkinan disebabkan oleh konsumsi makanan mengandung racun atau zat berbahaya lainnya yang merusak sistem pencernaan," jelasnya.
Baca juga : Festival Cisadane 2024 Sukses Menarik 60 Ribu Pengunjung
Tim medis BKSDA telah memberikan perawatan intensif berupa infus, antibiotik, obat-obatan, serta vitamin, dan mengambil sampel darah serta feses untuk pemeriksaan laboratorium. Namun, perkembangan kondisi gajah tidak menunjukkan banyak kemajuan.
"Saat penanganan awal, gajah mengeluarkan urine dan feses berwarna hitam serta berbau busuk, yang menandakan gangguan serius pada metabolisme pencernaan," tambahnya.