JT - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meneken Nota Kesepahaman (MoU) dengan ExxonMobil dalam pengembangan sektor petrokimia serta teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) senilai 10 miliar dolar AS (Rp162,64 triliun, kurs per Kamis = Rp16.264).
“Proyek ini memiliki nilai strategis yang sangat besar, dengan estimasi nilai sebesar 10 miliar dolar AS, dan kami berharap proyek ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan Indonesia di berbagai sektor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip di Jakarta, Kamis.
Baca juga : Pertamina Patra Niaga: 5,5 Juta Kendaraan Sudah Terdaftar QR Pertalite
Pihaknya berharap pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS tersebut dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 90 persen.
Ia mengatakan bahwa kolaborasi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung program hilirisasi pemerintah, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta memperkuat komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan.
Airlangga mengatakan bahwa ExxonMobil juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global.
Baca juga : Kemenkominfo Fasilitasi Startup Tanah Air Himpun Investasi Rp2,6 Triliun
Ia berharap proyek pengembangan petrokimia dan teknologi CCS tersebut dapat segera memasuki tahapan groundbreaking. Proyek tersebut pun diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.
“Harapannya, proyek tersebut dapat memberikan multiplier effect (efek berganda) terhadap pertumbuhan bisnis lokal melalui kemitraan strategis,” ujarnya.