JT - Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto, menjelaskan kronologi penembakan di Tol Tangerang-Merak yang melibatkan oknum anggota TNI AL hingga menyebabkan satu orang tewas. Insiden tersebut bermula dari permasalahan mobil sewaan.
"Terjadi upaya perampasan dan pengambilalihan dari pihak rental, namun karena situasi tarik-menarik di lokasi, akhirnya terjadi penembakan," kata Suyudi dalam konferensi pers di Markas Koarmada TNI AL, Jakarta, Senin.
Baca juga : Dinkes Kota Tangerang: Program Gertak Tangkas Capai 81,9% Target Anak
Menurut Suyudi, kasus ini bermula dari penggelapan mobil sebagaimana diatur dalam Pasal 372 KUHP. Sebuah mobil Honda Brio bernomor polisi B 2694 KZO yang disewakan oleh warga Pandeglang berinisial AS kepada seorang berinisial IH, kini berstatus buronan (DPO). IH diduga menggunakan identitas palsu berupa KTP dan KK saat menyewa mobil tersebut.
IH kemudian memindahtangankan mobil itu, yang berakhir pada penjualan kepada Sertu AA, anggota TNI AL, seharga Rp40 juta. Mobil tersebut dilengkapi tiga GPS oleh penyedia sewa, namun hanya satu GPS yang masih aktif setelah dua lainnya dilepas.
Pemilik mobil, Agam, melakukan pencarian mandiri dengan bantuan GPS yang tersisa setelah upayanya melaporkan kasus ini ke polisi tidak mendapat respons memadai. Mobil tersebut akhirnya ditemukan di Rest Area Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak, di mana terjadi aksi penembakan saat upaya pengambilan mobil berlangsung.
Baca juga : Mahasiswi UNP Korban Pelecehan Seksual di PN Sukabumi Tempuh Jalur Hukum
Panglima Koarmada TNI AL, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, mengonfirmasi bahwa tiga anggotanya, yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang di lokasi kejadian.
"Insiden ini bermula dari permasalahan pembelian mobil. Namun, kami mengakui bahwa salah satu anggota kami melakukan penembakan yang menyebabkan satu korban meninggal dunia dan satu lainnya luka-luka," ujar Denih.