JT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan tiga pasien meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota itu, meskipun ketiganya ternyata berasal dari luar wilayah Mataram.
"Tiga pasien meninggal akibat DBD itu berdasarkan rilis dari Dinas Kesehatan NTB. Namun, setelah dicek di lapangan, ternyata mereka bukan warga Kota Mataram, hanya meninggal di rumah sakit di sini," ujar Kepala Dinkes Kota Mataram, Emirald Isfihan, di Mataram, Selasa.
Baca juga : Evakuasi tahap 2 pulangkan 363 WNI dari Sudan
Emirald menjelaskan, situasi ini terjadi karena rumah sakit di Kota Mataram, seperti RSUP NTB dan RS Ruslan, menjadi rujukan pasien dari berbagai daerah. Akibatnya, kasus kematian tersebut tercatat di wilayah Mataram.
Meski demikian, kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran DBD. Hingga minggu pertama Desember 2024, tercatat lebih dari 500 kasus DBD di Kota Mataram, tanpa ada laporan kematian dari warga lokal.
"Alhamdulillah, hingga kini belum ada kasus kematian DBD dari warga Kota Mataram. Semoga tidak pernah ada," tegasnya.
Baca juga : Nadiem Berencana Hentikan Kenaikan UKT yang Tidak Rasional
Untuk mencegah lonjakan kasus DBD, khususnya di musim hujan, masyarakat diimbau rutin melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yaitu: Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur barang bekas.
Selain itu, Emirald menyarankan agar tandon air, kolam ikan, dan tempat potensial lainnya dibersihkan secara rutin serta ditambahkan bubuk Abate untuk mencegah jentik nyamuk. "Abate bisa diambil secara gratis di kantor Dinkes, puskesmas, atau kader kesehatan," ujarnya.