JT – Museum Bahari Jakarta menggelar pameran bertajuk Membangun di Lahan Basah yang mengeksplorasi sejarah kawasan pesisir Jakarta, mulai dari era kolonial Belanda hingga masa modern.
Pameran ini fokus pada konsep lahan basah yang mencerminkan kondisi geografis Jakarta sebagai kawasan hasil sedimentasi perairan sekaligus pusat perkembangan strategis.
Baca juga : Museum Prasasti Bertransformasi dari Lokasi Uji Nyali ke Destinasi Bersejarah
“Pameran ini bukan hanya menyajikan arsip sejarah, tetapi juga melibatkan seniman untuk memperkaya interpretasi tema,” ujar Kepala Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari, saat pembukaan pameran pada Jumat (6/12/2024).
Dalam pameran ini, Museum Bahari bekerja sama dengan sejumlah seniman, Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA), perancang dari SK Studio, hingga Program Studi Arsitektur Universitas Indonesia (UI). Berbagai karya visual, seperti maket dan lukisan, dipajang untuk memperkuat narasi sejarah yang diangkat.
Mis’ari menyebutkan bahwa strategi ini bertujuan menjadikan museum lebih inklusif dan menarik bagi berbagai kalangan.
Baca juga : Konser Ed Sheeran Dipindahkan ke Jakarta International Stadium
“Tahun ini, kami menggandeng mitra perupa dan seniman untuk merespons tema pameran agar lebih interaktif dan relevan bagi pengunjung,” jelasnya.
Pameran ini berakar dari buku Westzijdsche Pakhuizen Batavia 1652–1977, yang membahas sejarah Museum Bahari sebagai gudang barat era VOC sebelum ditetapkan sebagai cagar budaya.