JT - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengungkapkan telah melakukan pengawasan yang ketat terhadap pangan, termasuk anggur Shine Muscat asal China, mulai dari negara asal (pre border) hingga pintu-pintu masuk di Indonesia (border) sebelum akhirnya dipasarkan ke masyarakat.

“Barantin telah melakukan pengawasan pemasukan pangan segar asal tumbuhan dari luar negeri secara ketat, termasuk buah-buahan segar dari negara manapun, sejak dari negara asal hingga di tempat pemasukan di Indonesia,” ujar Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Pernyataan ini disampaikan menyusul kabar mengenai temuan residu pestisida pada anggur Shine Muscat asal China yang ramai diperbincangkan setelah ditemukan di Thailand. Sahat menegaskan bahwa hasil pengujian dan monitoring yang dilakukan oleh pihaknya tidak menemukan cemaran kimia, termasuk residu pestisida yang melebihi ambang batas yang diizinkan.

“Merujuk kepada Standar Batas Maksimum Residu (BMR) yang telah ditetapkan berdasarkan Permentan Nomor 5/2016, tidak ditemukan cemaran kimia, termasuk residu pestisida dan mikroba yang melebihi ambang batas yang diizinkan pada anggur tersebut,” lanjutnya.

Pada 31 Oktober 2024, Barantin juga telah memeriksa anggur Shine Muscat asal China di beberapa pintu masuk, seperti Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pengujian residu pestisida mencakup zat-zat seperti metalaxyl, cyprodinil, tebuconazol, bus alis, pyrimethnyl, dan chlorpyrifos. Hasil uji sampel menunjukkan bahwa semua berada di bawah batas minimum bahkan tidak terdeteksi, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kedepannya, Barantin berkomitmen untuk terus memperketat pengawasan dan memastikan produk impor, baik anggur Shine Muscat maupun komoditas lainnya, memenuhi persyaratan bebas cemaran.

Sahat juga mengimbau masyarakat untuk lebih memilih buah-buahan lokal yang memiliki kualitas dan kandungan nutrisi yang tidak kalah dengan buah impor.