JT – Generasi milenial dan Gen Z menunjukkan perubahan preferensi dalam berwisata, dengan tren yang mengarah pada eksplorasi destinasi yang belum banyak dikunjungi dan menawarkan pengalaman unik. Rikant Pittie, Co-Founder EaseMyTrip, menjelaskan bahwa minat pada tempat-tempat wisata terpencil ini didorong oleh keinginan untuk terhubung lebih dalam dengan budaya, alam, dan masyarakat lokal.

“Wisata berkelanjutan kian diminati, dengan semakin banyak wisatawan yang memilih akomodasi ramah lingkungan, aktivitas berdampak rendah, dan mendukung ekonomi lokal. Ini mencerminkan kesadaran yang lebih luas akan dampak lingkungan dan sosial dari pariwisata serta komitmen untuk melestarikan keindahan alam dan warisan budaya,” kata Pittie.

Menurut Vinay Bagri, CEO dan Co-Founder Niyo, sejumlah destinasi baru seperti Indonesia, Vietnam, Georgia, Filipina, dan Malaysia semakin populer di kalangan Gen Z dan milenial, terutama dalam kelompok usia 18-24 tahun. Destinasi ini mengalami peningkatan pengeluaran hingga 20 persen, didorong oleh popularitas destinasi yang tidak biasa di kalangan anak muda.

Pola Minat Berdasarkan Musim dan Pengaruh Teknologi

Destinasi di Asia Tenggara lebih diminati saat musim dingin dan semi, sementara Eropa dan Asia Tengah banyak dikunjungi saat musim panas dan gugur. Bagri menambahkan bahwa generasi milenial masih mengalokasikan anggaran lebih besar untuk destinasi wisata tradisional, sedangkan Gen Z lebih tertarik untuk mengeksplorasi destinasi yang unik.

Teknologi juga berperan penting dalam perubahan ini, dengan alat perencanaan perjalanan berbasis AI, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan pratinjau virtual yang mempermudah wisatawan menemukan dan mengatur perjalanan ke destinasi tersembunyi. Selain itu, aplikasi dan platform perjalanan terus berinovasi dalam menyediakan kemudahan konektivitas serta akses layanan lokal, memungkinkan pelancong menjelajahi tempat baru dengan lebih percaya diri.

Minat Wisata Berdasarkan Hobi dan Pentingnya Asuransi Perjalanan