JT - Penelitian terbaru dari Institute for Environmental Medicine (IMM), Karolinska Institutet, yang diterbitkan dalam The Lancet Regional Health – Europe, mengungkapkan perbedaan yang jelas dalam kejadian gangguan kejiwaan antara laki-laki dan perempuan sepanjang hidup.
Hasil penelitian menunjukkan variasi yang signifikan berdasarkan usia, jenis gangguan, periode kalender, dan status sosial ekonomi.
Baca juga : Praktisi Berbagi Tips Mengatasi Keluhan Kesehatan Pasca Libur Lebaran
Studi ini menyoroti bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami gangguan perkembangan saraf, sementara perempuan lebih rentan terhadap depresi dan gangguan kecemasan.
Namun, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya menyoroti prevalensi tanpa membedakan kasus baru dari yang berulang, sehingga mengaburkan pemahaman tentang waktu optimal untuk skrining dan intervensi.
Dengan menggunakan data registrasi nasional Swedia, para peneliti IMM dan kolaborator dari Universitas Uppsala, Rumah Sakit Universitas Oslo, dan Universitas Islandia, menyusun atlas komprehensif yang menggambarkan perbedaan jenis kelamin dalam gangguan kejiwaan yang didiagnosis secara klinis sepanjang hidup.
Baca juga : Tips untuk Orang Tua Mengatasi Anak yang "Picky Eater"
Studi ini juga menekankan pentingnya mempertimbangkan usia dan status sosial ekonomi dalam strategi pencegahan kesehatan mental berbasis gender.
Temuan ini mendukung perlunya strategi skrining dan intervensi yang berfokus pada kelompok usia tertentu dan populasi yang kurang beruntung secara sosial, di mana kesenjangan gender dalam gangguan kejiwaan sangat mencolok. * * *