JT - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mulai melakukan upaya mitigasi untuk menangani lonjakan kasus demam berdarah (DBD) yang signifikan sejak awal Oktober 2024.
Kepala Dinas Kesehatan, Sunarto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan langkah-langkah preventif guna mengantisipasi tren peningkatan kasus ini.
Baca juga : Syarat dan Lokasi Samsat Keliling Jadetabek untuk Bayar Pajak Kendaraan
Salah satu langkah penanggulangan utama adalah kampanye pemberantasan sarang nyamuk melalui metode 3M Plus, yang mencakup menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air, serta menambahkan abatisasi berupa penaburan ikan dan penggunaan obat anti nyamuk.
Juru pemantau jentik juga telah diaktifkan, dan upaya advokasi lintas sektor dilakukan untuk memperkuat kesadaran masyarakat.
Sunarto menambahkan bahwa fasilitas kesehatan, baik primer maupun rujukan, telah disiapkan untuk menangani pasien DBD. Pemenuhan obat-obatan dan peralatan kesehatan juga ditingkatkan, serta dilakukan fogging selektif di wilayah yang dianggap rentan.
Baca juga : Rumah di Karanganyar Rusak Akibat Gempa 5.8 SR, Tidak Ada Korban Jiwa
"Kami meminta masyarakat untuk waspada, terutama mengenali gejala DBD, seperti demam yang naik turun, mual, muntah, serta perdarahan pada kulit, hidung, gusi, atau selaput lendir lainnya," ujar Sunarto.
Sebaran kasus DBD di Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan tajam, mencapai 817 kasus per 7 Oktober 2024, melonjak dari 129 kasus pada tahun 2023. Sunarto mencatat bahwa mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun (47 persen), diikuti usia 5-14 tahun (30,5 persen), dan usia di atas 44 tahun (17,4 persen). Hingga saat ini, tidak ada laporan pasien meninggal akibat DBD di Trenggalek. * * *