JT – Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menegaskan bahwa pemerintah perlu mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan dana yang cukup besar untuk membentuk satuan ruang angkasa di bawah TNI Angkatan Udara (AU).
Fahmi menjelaskan bahwa SDM berkualitas di satuan ruang angkasa harus didukung oleh teknologi modern di bidang antariksa.
Baca juga : DPR RI Catat 2.962 Kunjungan Kerja Selama Periode 2019-2024"
"Rekrutmen SDM harus luas, termasuk dari kalangan sipil. Bidang antariksa melibatkan banyak disiplin ilmu, mulai dari fisika, astronomi, hingga teknologi informasi dan telekomunikasi," ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara kalangan sipil dan militer sangat penting untuk menciptakan kultur kerja yang harmonis, sehingga perbedaan sikap dan budaya kerja dapat diatasi dengan baik.
"Dengan adanya perpaduan ini, saya yakin akan tercipta kolaborasi yang baik antara ilmu keantariksaan dengan strategi pertahanan militer," kata Fahmi.
Baca juga : Mendes PDT Siapkan Langkah untuk Awasi Dana Desa Secara Digital
Tantangan berikutnya adalah pengadaan infrastruktur yang membutuhkan anggaran besar. Fahmi menekankan bahwa teknologi untuk satuan luar angkasa berbeda dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang umumnya digunakan untuk kebutuhan perang.
"Pengadaan satelit, radar, dan berbagai teknologi pendeteksi menjadi hal utama yang harus dipenuhi agar satuan ruang angkasa dapat beroperasi secara maksimal," tambahnya.