JAKARTA TERKINI – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersama Sucor Asset Management (SAM) menjalin kemitraan strategis dalam upaya menangani stunting dan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di Indonesia. Kemitraan ini diumumkan di Jakarta pada Senin (23/9), dengan tujuan memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan generasi muda Indonesia.
Melalui Yayasan Maju Bersama Pengusaha Indonesia yang berada di bawah naungan Apindo, dana yang dikumpulkan dari produk investasi filantropis Sucorinvest Anak Pintar (SAP) akan disalurkan untuk mendukung program penanganan stunting. Produk SAP sendiri telah mengumpulkan dana filantropi sebesar Rp8,28 miliar hingga Agustus 2024, yang berasal dari 2.769 single investor identification (SID) atau pemegang unit penyertaan.
Baca juga : Kemenhub Tinjau Ulang Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Produk SAP mengalokasikan 1 persen dari total investasi untuk disalurkan ke yayasan-yayasan terpilih yang memiliki misi meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
“Dana yang terkumpul melalui produk ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi para investor, tetapi juga memberikan dampak nyata pada pendidikan dan kesehatan anak-anak Indonesia,” ujar Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, dalam peluncuran kemitraan tersebut.
Shinta menegaskan bahwa stunting adalah masalah mendesak yang harus segera diatasi, mengingat dampaknya yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ia juga menyebutkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa 18,10 persen anak-anak belum mendapatkan akses pendidikan yang memadai, dan lebih dari 42 persen anak-anak di Indonesia masih mengalami kekurangan gizi.
Baca juga : PT Lippo Cikarang Tbk Gelar RUPSLB, Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham Baru
Target Program Penanganan Stunting
Manajer Proyek Gerakan Anak Sehat (GAS) KIPAS Stunting Apindo, Dwi Setyo, menjelaskan bahwa program penanganan stunting ini akan dilaksanakan di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Dari provinsi-provinsi tersebut, akan dipilih 11 kabupaten/kota sebagai lokasi pelaksanaan program, dengan fokus di tiga desa di setiap kabupaten/kota. Setiap desa akan difokuskan pada enam posyandu sebagai titik intervensi utama.