JAKARTA TERKINI - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO), mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah kepemilikan hunian di Jakarta melalui pembangunan hunian vertikal. Menurut pasangan ini, langkah tersebut diperlukan mengingat rendahnya indeks kemudahan memiliki rumah di Jakarta akibat tingginya harga tanah.
Juru Bicara RIDO, Mulya Amri, dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (10/9), menyebutkan bahwa berdasarkan survei Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) tahun 2022, kemudahan memiliki rumah di Jakarta hanya mendapat skor 50. Hal ini menunjukkan bahwa warga Jakarta masih menghadapi kesulitan untuk memiliki hunian.
Baca juga : Sampah Malam Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton
"Hunian vertikal di pusat kota Jakarta sering dianggap kurang masuk akal oleh sebagian orang. Namun sebenarnya sangat logis, karena yang mahal di pusat kota adalah lahannya. Biaya konstruksi untuk membangun hunian vertikal di pusat kota dan di pedesaan sama saja. Tantangannya adalah bagaimana mengurangi biaya tanah," jelas Mulya Amri yang akrab disapa Muli.
Menurut Muli, pengurangan biaya tanah dapat dilakukan dengan menambah jumlah unit hunian di atas lahan yang ada. Selain itu, biaya lahan juga dapat ditekan dengan memanfaatkan lahan milik Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.
"Pemda DKI memiliki banyak lahan di pusat kota yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan hunian vertikal, seperti lahan di pasar, stasiun, dan terminal. Ini merupakan konsep simbiosis mutualisme, di mana pasar membutuhkan pembeli dari warga sekitar, dan warga membutuhkan pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambah Muli.
Baca juga : BMKG: Cuaca Seluruh Wilayah Jakarta Berpotensi Cerah Berawan
Muli juga menekankan bahwa karena lahan yang digunakan adalah milik Pemda, biaya untuk membeli lahan hampir tidak ada, sehingga unit hunian dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Konsep ini, lanjutnya, sudah diterapkan di luar negeri, seperti di Hong Kong dan Jepang.
Selain itu, Muli mengungkapkan bahwa program hunian vertikal ini memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta. Dengan mengajak warga untuk kembali tinggal di pusat kota, diharapkan kondisi lalu lintas akan semakin lancar dan kualitas udara akan membaik.