JAKARTATERKINI.ID - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menegaskan bahwa informasi tentang nyamuk ber-Wolbachia membawa virus lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah tidak benar atau hoaks.
"Ada disinformasi bahwa nyamuk akan masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan LGBT, kalau itu benar, tentu nyamuk ber-Wolbachia harus masuk ke dalam tubuh manusia, padahal secara referensi itu tidak bisa terjadi, karena Wolbachia hanya hidup di tubuh serangga, kalau keluar dari sel dia bisa mati," katanya dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes di Jakarta, Selasa.
Baca juga : Erupsi Gunung Ruang Merusak 498 Rumah dan Fasilitas Publik
Imran menyebutkan bahwa teknologi Wolbachia ini merupakan pelengkap program pengendalian dengue yang sudah ada, seperti pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus, gerakan satu rumah satu jumantik, atau kelompok kerja operasional (pokjanal) khusus demam berdarah.
Fokus penyebaran nyamuk ber-Wolbachia dilakukan pada enam kota, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang, dan Denpasar.
Imran menambahkan bahwa nyamuk ber-Wolbachia dapat menurunkan kebutuhan penyemprotan atau fogging hingga 83 persen.
Baca juga : Komisi X DPR Dukung Coding dan AI Jadi Mata Pelajaran Pilihan di SD dan SMP
"Tahun 2023 ini ada daerah yang menganggarkan 125 kali penyemprotan, tetapi sampai November hanya digunakan sembilan kali, jadi alokasi anggarannya bisa dilakukan untuk yang lain," ujar dia.
Ia menegaskan bahwa sudah dilakukan studi kepada masyarakat yang di sekitarnya sudah mendapatkan nyamuk ber-Wolbachia. Hasil studi disampaikan oleh Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dr. Riris Andono Ahmad.