JT - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengadakan pertemuan dengan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA), Tanaka Akihiko, untuk membahas peningkatan target penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang dan mengeksplorasi peluang kerja sama lebih lanjut. Pertemuan ini berlangsung di Tokyo, Jepang.
Dalam pertemuan tersebut, Menaker Ida Fauziyah menyoroti pencapaian Indonesia dalam penempatan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Jepang, yang telah melampaui target awal sebanyak 20.000 orang per tahun, dengan total 100.000 tenaga kerja dalam lima tahun terakhir.
Baca juga : KPK Periksa Ronny Sompie, Mantan Dirjen Imigrasi
"Hingga Desember 2023, jumlah pekerja migran Indonesia yang tergabung dalam Program Specified Skilled Worker (SSW) di Jepang mencapai 34.253 orang, meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya," ungkap Menaker Ida.
Menaker menjelaskan bahwa Jepang membutuhkan sekitar 840.000 TKA dalam lima tahun ke depan. Untuk mengoptimalkan peluang ini, Indonesia berupaya menaikkan target penempatan dari 20.000 pekerja menjadi 50.000 pekerja per tahun, sehingga total target menjadi 250.000 pekerja dalam lima tahun ke depan.
Sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja tersebut mencakup manufaktur, caregiver, pengolahan makanan, pertanian, dan pariwisata.
Baca juga : Mendagri Tito Berterima Kasih atas Kehadiran Dua Wamen di Kemendagri
Menaker Ida menekankan pentingnya meningkatkan kesiapan sumber daya manusia Indonesia melalui lembaga pelatihan.
"Kita perlu memperbanyak lembaga pelatihan yang fokus mempersiapkan calon pekerja migran Indonesia sebelum diberangkatkan ke Jepang. Kami juga akan memanfaatkan keberadaan 34 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan Bahasa Jepang, dengan memperkuat kerja sama antara JICA dan Kemendikbudristek," tambahnya.