JT - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam penanganan cacar monyet atau monkeypox (Mpox), yang telah ditetapkan sebagai kegawatdaruratan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menlu Retno menyebutkan bahwa Mpox merupakan masalah lintas batas yang memerlukan kolaborasi global serupa dengan penanganan COVID-19.
"Dalam penanganan Mpox, kami memerlukan kolaborasi dan kerja sama yang baik antara negara-negara, karena ini adalah kasus yang melibatkan lebih dari satu negara," ujar Retno dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Baca juga : Arca Buddha Abad ke-7 Ditemukan di Situs Arkeologi Bukit Choras, Kedah
Sejak awal, Kementerian Luar Negeri RI telah berkoordinasi dengan WHO, terutama karena Indonesia menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Bali pada 1-3 September 2024.
Retno menyatakan bahwa persiapan penyelenggaraan forum telah mendapatkan dukungan dari WHO melalui penilaian risiko bersama (joint risk assessment), dan hingga saat ini, tidak ada kasus Mpox yang dilaporkan setelah acara tersebut.
Retno juga menyampaikan langkah-langkah kerja sama yang dijalin Indonesia dengan negara lain dalam penanggulangan Mpox, termasuk distribusi vaksin. Baru-baru ini, Indonesia menerima 1.600 dosis vaksin Mpox dari Bavarian Nordic, Denmark. Selain itu, Indonesia sedang menjajaki kerja sama dengan Jepang terkait vaksin LC16 dan berencana untuk berbagi dosis vaksin dengan negara-negara Afrika.
Baca juga : WHO: Tubuh dan Memori Anak Gaza Rusak
"Kami juga telah mendiskusikan bantuan untuk pengiriman peralatan diagnostik dan obat-obatan terapeutik ke Afrika," tambahnya.
Retno menegaskan pentingnya tindakan preventif dan kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan kesehatan global seperti Mpox. * * *