JT - Pengamat Politik Universitas Andalas Padang, Asrinaldi, menilai sudah saatnya Anies Baswedan untuk menjadi kader partai guna mendapatkan dukungan politik yang maksimal.
"Sudah saatnya dia (Anies) harus berpartai karena dia sudah terjun ke dunia politik. Konstitusi kita menyatakan dalam konteks presiden, kebijakan, dan seterusnya, aktor formalnya kan partai politik," kata Asrinaldi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (26/8).
Baca juga : Perludem: 312 Sengketa Pilkada 2024 Masuk ke Mahkamah Konstitusi
Asrinaldi berpendapat bahwa Anies tidak bisa selamanya bertindak sebagai tokoh independen yang berharap didukung oleh semua partai. Menurutnya, konsep tersebut tidak terlalu menguntungkan partai, karena Anies tidak memiliki keterikatan langsung dengan partai pengusung.
"Anies tampaknya hanya ingin 'main aman' dengan tidak menjadi kader. Hal ini memungkinkan dia untuk bergabung dengan partai-partai lain sesuai dengan kondisi politik tertentu. Namun, dalam dinamika politik, apa yang ditawarkan Anies ini tidak menarik bagi semua partai," jelas Asrinaldi.
Status Anies yang tidak berpartai dianggap dapat menyulitkannya, karena ia tidak memiliki dukungan politik yang tetap, sehingga rentan ditinggalkan oleh partai pendukungnya. "Kita lihat KIM (Koalisi Indonesia Maju) dengan mudahnya menyingkirkan Anies karena statusnya yang tidak jelas dan dianggap bisa membahayakan posisi koalisi," tambahnya.
Baca juga : Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024 di DKI Jakarta Capai 62,55 Persen
Asrinaldi menilai dari semua partai yang berkontestasi dalam Pilkada 2024, PDIP adalah yang paling berpotensi menyambut Anies sebagai kader. Isu mengenai kemungkinan PDIP mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta berhembus kencang, sehingga potensi Anies untuk bergabung dengan partai berlambang banteng moncong putih itu dinilai sangat besar. * * *